LOGIKA BAHASA

Memang ada logika bahasa? Ada! Dan logika bahasa sangat penting dalam menjelaskan maksud suatu ucapan atau tulisan. Logika bahasa dan tata bahasa bersinergi membuat bahasa mudah dimengerti. Sebagai contoh, stiker di minimarket bertuliskan  “Terimakasih sudah membayar sebelum diminum” ini mengandung logika yang salah. Seolah berarti “Anda harus membayar sebelum “Anda” diminum. Atau “Minuman” sudah membayar sebelum diminum.” Tentusaja bukan itu yang dimaksud. Karena bahkan anak kecil juga tahu maksudnya “Terimakasih Anda sudah membayar sebelum Anda meminumnya.”

Contoh lain, “Setelah sarapan, mesin mobil dipanaskan.” Logika bahasa dalam kalimat ini salah. Mesin mobil bisa sarapan? Menurut logika yang benar, mestinya tertulis: “Setelah (dia) sarapan, dia memanaskan mesin mobil.”

Kita cenderung tidak cermat saat bertutur. Lompat-lompat dan tumpang tindih. Contoh, “Pak Anton Istrinya guru mengaji.” Kalimat ini mengandung banyak salah. Kesalahan pertama,  tidak jelas “siapa yang guru mengaji.” Kesalahan kedua, mestinya ditulis “Istri Pak Anton guru mengaji.”

Logika juga menjadi kabur karena bahasa kita berbelit, tidak efisien. Contoh: “Polisi sedang melakukan tindakan penyelidikan untuk menyelidiki tempat kejadian perkara atau TKP dimana kejadian itu telah terjadi.” Bukanlah lebih logis dan efisien bila ditulis “Polisi menyelidiki TKP”.

Logika Bahasa
Logika Bahasa

“Pelaksanaan pengawasan dan monitoring dimaksudkan untuk mengawasi dan memonitor kegiatan karyawan dalam melakukan aktivitas selama melakasnakan pekerjaan.” Kalimat yang berbelit ini bisa disederhanakan menjadi “Kegiatan kerja kayawan diawasi dan dimonitor.”

Tapi mau bagaimana lagi, sebagian justru merasa bangga dengan kalimat-kalimat yang panjang meski tidak efisien agar terkesan intelek. Apalagi menggunakan istilah-istilah serapan atau istilah asing.  Rasanya gagah banget.

http://www.gayabahasa.com

Himpunan Penerjemah Indonesia HPI 081802770167

Leave a comment