Penerjemah berpengalaman biasanya bisa bekerja dengan efektif dan efisien karena penerjemah yang berpengalaman sudah menyimpan banyak kosa kata dan sudah menguasai tata bahasa dan struktur dengan baik dan benar. Berbeda dengan penerjemah pemula, penerjemah yang berpengalaman sangat mudah mengurai dan menyusun kalimat. Tak mengherankan, penerjemah profesional dan berpengalaman bisa menghasilkan kualitas terjemahan yang bagus.
Memang, pengalaman menerjemahkan adalah guru terbaik untuk menjadi penerjemah ahli atau penerjemah berpengalaman. Benar, meski kita sudah menyelesaikan pendidikan tinggi, termasuk pendidikan bahasa, kita belum bisa menerjemahkan dengan baik dan benar. Kadang, hasil terjemahan kaku, sulit dimengerti, atau menyesatkan karena dalam praktik penerjemahan, banyak kendala yang tidak diantisipasi saat kuliah. Pengalaman empiris bisa menjadikan kita ahli penerjemahan.
Saat memulai karir sebagai penerjemah, sebenarnya saya terkaget-kaget juga karena saya menjumpai struktur yang “aneh”, kosakata yang “tidak lazim”, dan pola kalimat yang “njelimet”. Lebih buruk lagi, saya merasa ilmu bahasa yang saya pelajari di kelas seolah tidak banyak membantu. Terlalu sedikit dan dangkal, meski saya sudah menempuh kuliah 4 tahun!
Sedikit demi sedikit saya mengumpulkan kosa kata, mengasah kemampuan tata bahasa, mengurai dan menyusun kalimat, hingga belajar mencari padan makna dan keselarasan tata bahasa. Lambat laun, saya merasa semakin “kaya kosakata” dan “pandai tatabahasa”. Entah sejak kapan, tahu-tahu para klien menyebut saya sebagai penterjemah berpengalaman. Malah ada yang menyebutku penerjemah profesional atau penerjemah ahli. Saya hanya mengiyakan, karena saya memang sudah 25 tahun menjadi penerjemah, sehingga bolehlah disebut penterjemah berpengalaman. Mengenai sebutan penerjemaah profesional saya tidak membantah, dalam arti karena saya menjadikan penerjemahan sebagai profesi haha….
Kini, saya meyakini bahwa pengalaman adalah guru terbaik. Pengalaman menerjemahkan telah mengajari saya metode penerjemahan, teknik penerjemahan, dan pendekatan penerjemahan secara mendalam. Saya boleh merasa sebagai penerjemah berpengalaman atau penerjemah profesional karena saya memang berpengalaman sebagai penerjemah.
Untuk mengasah keahlian menerjemahkan, saya bergabung dengan Himpunan Penerjemah Indonesia atau HPI. Saya bersyukur bisa berbagi ilmu dan pengalaman penerjemahan dengan para penerjemah dari seluruh Indonesia. Saya juga termotivasi untuk menekuni profesi penerjemah karena profesi penerjemahan terbukti sangat dihargai tinggi dengan adanya Peraturan Menteri Keuangan yang menetapkan honor penerjemah mulai dari duaratus ribu rupiah setiap lembar setara 25 kata. Beberapa kenalan bahkan menjadi penerjemah sukses dan memiliki kekayaan melimpah.